Tags

, ,

Bppi-Dps

Sabtu 9 Mei 2009 Pemerintah Kota Denpasar kedatangan tamu istimewa dari BPPI atau Badan Pelestarian Pusaka Indonesia atau disebut juga Indonesian Heritage Trust. BPPI hadir dengan diwakili oleh Direktur Eksekutif BPPI Ir. Catrini P. Kubontubuh M.Arch, Dewan Pakar Sudarmadji Damais, Direktur Education & Cultural Landscape Laretna T. Adishakti yang juga Ketua Centre For Heritage Universitas Gajah Mada dan Direktur Natural Heritage & Culinary  Interest Bondan Winarno. Walikota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Mantra, SE. Msi menemui tim BPPI ini didampingi Ketua Bappeda Ir. IGP. Anindya Putra, MSP, Kabag Humas Made Erwin Suryadarma, SE serta dinas dan instansi terkait lainnya bersama perwakilan Bali Creative Community.
Direktur Eksekutif BPPI Catrini dalam presentasinya memaparkan program dan visi dari BPPI dan mengajak seluruh komponen masyarakat menyadari betapa pentingnya upaya untuk meneguhkan sikap dalam pelestarian Pusaka Indonesia sebagai bagian dari pelestarian warisan budaya nusantara.

Laretna T. Adishakti memaparkan  mengenai istilah “Pusaka” yang saat ini dipergunakan dalam menterjemahkan kata “heritage” disebabkan perbedaan makna di Indonesia dan di negara Barat mengenai kata tersebut. Sita, demikian nama akrabnya adalah penggiat pusaka Indonesia yang menjadi duta Indonesia di forum-forum internasional mengenai heritage.

Pada kesempatan tersebut secara bergantian BPPI memaparkan hal-hal penting berkaitan dengan upaya yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kota Denpasar bersama BPPI dalam upaya mewujudkan pelestarian warisan budaya Nusantara yang ada di Kota Denpasar baik berupa monumen, bangunan, seni dan budaya termasuk kuliner dan alam. Bapak Rai Mantra selaku Walikota Denpasar menyambut baik pertemuan ini dan menyampaikan bahwa Kota Denpasar sangat menaruh perhatian dalam upaya ini serta telah melaksanakan program-program yang terkait dengan menyebut beberapa diantaranya adalah menata kawasan jalan Gajah Mada serta membuat Gajah Mada Town Festival, sedangkan untuk kesenian dan budaya tengah terus diupayakan menghidupkan kembali sentra-sentra seni budaya di kota Denpasar dengan mendorongnya membuat kemasan acara yang dapat menarik minat warga kota terutama warga mudanya.
Kemungkinan lain yang dapat dikembangkan di Denpasar adalah dengan membuat konservasi bagi Hotel Bali di Jalan Veteran sebagai hotel bersejarah dengan semaksimal mungkin merekonstruksi kembali kepada bentuk asalnya dan memadukannya dengan fungsinya sebagai sebuah hotel.
Dalam diskusi ini disinggung pula oleh Aji Damais mengenai pentingnya menata dan mengembangkan museum sehingga memiliki aktifitas rutin dan dengan demikian fungsinya bukan hanya sebagai tempat menyimpan benda-benda tua saja. Aji Damais juga menyebut mengenai potensi heritage Denpasar yang lain yaitu Museum Le Mayeur dan prasasti Blanjong. Walau keduanya adalah wewenang pemerintah Provinsi Bali namun karena letaknya di Denpasar harus menjadi perhatian karena ia adalah asset sejarah yang tak ternilai.
Sedang ahli kuliner Bondan Winarno menyatakan kekagumannya atas potensi kuliner Denpasar yang sangat kaya dan beragam. Ia mengharap kemasan kekinian akan dapat menjadikan kuliner-kuliner local ini tetap diminati sekalipun oleh mereka yang dating dari luar Bali. Bondan juga menekankan pentingnya pasar tradisional tetap terpelihara menjadi sebuah tempat yang menyenangkan dengan menjaga ketertiban dan kebersihannya. Bahkan ia menyatakan pentingnya dipikirkan pasar tradisional yang memiliki potensi ekonomi rakyat yang besar dengan membuat tema-tema tertentu baik yang menjual makanan khas, sayuran serta lainnya. Hal ini penting untuk dilakukan untuk mengimbangi tumbuhnya pasar modern yang berwujud mall dan plaza yang kian marak dari kota hingga pinggiran.

Dia selama ini mengaku prihatin dengan masih banyaknya pusaka Indonesia yang ternilai telah tercemar, rusak, hancur dan hilanhg atau terancam kelestariannya akibat ketidaktahuan, dan salah urus demi keuntungan jangka pendek serta kepentingan keleompok tertentu. Disamping itu Catrini juga mensinyalir telah terjadi pendangkalan dan pemiskinan budaya serta melemahnya daya cipta, prakarsa dan rasa. “Untuk itu diperlukan kepercayaan diri dalam menghadapi gejolak dan perkembangan yang semakin mengglobal,” katanya. Kedepan dia mengharapkan agar Pemerintah membentuk kelembagaan
Pada akhir diskusi Walikota IB. Rai Mantra menyambut baik gagasan yang disampaikan oleh BPPI untuk bekerjasama dalam program pelestarian Pusaka Indonesia di Denpasar karena hal ini seiring dengan kebijakan kota Denpasar dalam upaya pelestarian warisan-warisan kebudayaan yang menjadi ikon Kota Denpasar dan Pemkot Denpasar telah mencanangkan Denpasar sebagai Kota yang berwawasan budaya. Serta sebagai persiapan menyambut Denpasar Creative City 2010 hal ini sangat relevan untuk didorong pelaksanaannya menjadi lebih baik. BPPI berjanji langkah berikutnya akan mulai memasuki kerangka kerjasama strategis baik dengan membuat workshop mengenai pelestarian Pusaka Indonesia maupun membuat nota kesepahaman antara Pemerintah Kota Denpasar dan BPPI.

Dps-Bppi

Diskusi diakhiri dengan penyerahan cinderamata dari BPPI kepada Bapak Walikota Denpasar berupa buku 100 tahun Kebangkitan Nasional Indonesia yang menjadi salah satu wujud program BPPI mendokumentasikan pusaka Indonesia.