Tags

, , ,

rio-prtrt-and-works1

Nara sumber lain yang akan tampil pada acara talk show di workshop creative entrepreneur yang diselenggarakan oleh Bali Creative Community hari Sabtu tanggal 25 April 2009 nanti adalah Rio Helmi. Banyak orang menyebutnya sebagai “living legend” di dunia fotografi tanah air ini. Bali menjadi pilihannya sebagai home base sekaligus arena kreatifitas yang selalu menginspirasinya.

Sedari kecil telah berkeliling dunia dan kerap menemui hal baru, barangkali wawasan ini yang mengantarnya menjadi seorang fotografer professional. Fotografer/penulis/penerbit yang lahir tahun 1954 di Swiss ketika orang tua sedang menjalankan tugas sebagai diplomat RI ini banyak menghabiskan masa muda di Indonesia, Australia, dan Eropa. Belakangan bahkan melewatkan 30 tahun di Bali.

Rio mulai bekerja sebagai fotografer profesional semenjak tahun 1978. Lima tahun berikut bekerja hampir eksklusif pada media cetak Indonesia (Sunday Bali Post, Mutiara [grup Sinar Kasih], Tempo) sebagai wartawan foto dan penulis meliput berbagai pelosok terpencil di Indonesia, terutama di Indonesia bagian timur: Timor, Flores, Sabu, Sumba, dll. Sebagian besar liputan tersebut berkisar tentang masyarakat terasing yang mulai bersentuhan dengan dunia modern. Selama masa ini juga pernah membantu dalam pembuatan filem dokumenter, antara lain Lempad of Bali. Sebagian besar karya foto yang dihasilkan masa itu adalah hitam putih, baik 35mm maupun 6×6.

Sejak 1983 hingga kini bekerja sebagai “freelance” untuk berbagai majalah regional membuat reportase dan foto editorial lainnya di berbagai daerah di Asia seperti Brunei, Malaysia, Singapore, Thailand, Filipina, India, Mongolia, Cambodia. Pada masa ini sebagian besar karya foto yang dihasilkan adalah warna, dengan format 35mm maupun 6×6.

Semenjak tahun 1983 juga mulai mengerjakan berbagai pemotretan komersil dengan klien seperti Aman Resorts, Bulgari, Four Seasons, John Hardy (KTI), Hyatt International, Ritz Carlton dan banyak lainnya.

Jiwa entrepreneurship yang tumbuh padanya membuat Rio tahun 1988 – 1996 mendirikan Image Network Indonesia dan mulai terlibat penerbitan buku: kadang sebagai fotografer, kadang sebagai koordinator, kadang sebagai penerbit, dan kadang sebagai ketiga-tiganya sekaligus. Image Network Indonesia (INI) sempat berfungsi baik sebagai jaringan untuk berbagai rekan yang bekerja di bidang media visual, sebagai koordinator proyek media, maupun sebagai “stock library”.

Mulai tahun 2003 mulai bekerja hampir eksklusif dengan media digital, juga menjalankan galeri fotografi dengan hasil karyanya di Ubud, Bali.

Selama 2002-2003 terlibat proyek Tegak Tegar yang bertujuan anti diskriminasi bagi pengidap HIV, yang puncaknya adalah pameran di DPR-RI.

Selama karir fotografinya Rio telah melakukan pameran tunggal di Bali, Jakarta, Madrid, Palo Alto (California), San Francisco, dan Sydney. Dan bukan hanya berpameran namun juga melakoni tugas bisnis untuk klien-klien mancanagaranya. Rio Helmi dengan mata, kamera dan jiwa entrepreneurnya tak pernah berhenti “berkeliling dunia”.

Ingin mengenal lebih jauh Rio Helmi dan termotivasi oleh perjalanan hidupnya menjadi fotografer dan juga seorang creative entrepreneur ? Daftarkan menjadi peserta workshop creative entrepreneur di Museum Bali 25 April 2009. Hubungi Dayu 085237397723

RIO L. HELMI – karya-karya yg telah diterbitkan

____________________________________________________

artikel/foto telah terbit antara lain di media cetak:

– Asiaweek (Hong Kong)
– Discovery (Hong Kong)
– Geo (France, Germany)
– Gulliver (Japan)
– Harper’s Bazaar (HK)
– Jakarta-Jakarta (Indonesia)
– Kikan Minzokogaku (Japan)
– Matra (Indonesia)
– Merian (Germany)
– Mutiara (Indonesia)
– New York Times (U.S.A.)
– Seven Seas (Japan)
– Suara Pembaruan (formerly “Sinar Harapan”, Indonesia)
– Time (Asia)
– Tempo (Indonesia)
– Vanity Fair (Germany, Italy)
– Vogue (France, Singapore, Australia))
– Winds (Japan)

foto-foto telah terbit antara lain di buku:

– Bali, The Ultimate Island (Times Editions, Singapore)
– Borobudur, A Prayer in Stone (Editions Didier Millet, Paris)
– Borobudur, Golden Tales of the Buddha (Periplus Editions Singapore)
– Crafts of Indonesia (Times Editions, Singapore)
– Indonesia, A Voyage Through the Archipelago (Millet- Owen-Weldon) – juga sebagai koordinator fotografer
– Malaysia, Heart of S.E. Asia (Editions Didier Millet, Paris)
– Mysteries of the East (Time-Life, USA)
– Offerings, The Ritual Art of Bali (Image Network Indonesia, Bali)
– Seven Days in the Kingdom (Times Editions, Singapore)
– Brunei Abode of Peace (Editions Didier Millet, Singapore)
– Nine Days in the Kingdom (Editions Didier Millet, Singapore)

fotogafer tunggal atau utama pada buku:

– Bali High, Paradise from Above – foto udara bersama dgn Leonard Lueras (Times Editions, Singapore)
– Over Indonesia – foto udara, dengan Guido Alberto Rossi (Editions Didier Millet, Singapore)
– Bali Style – (Thames & Hudson,/Times Editions)
– River of Gems, A Borneo Journal (Image Network Indonesia, Bali)
– Nusa Dua, Reflections of Bali (Editions Didier Millet, Singapore)
– Made in Indonesia (Equinox)
– Modern Malaysia (Equinox)